JAM

MAKALAH SEJARAH LUBANG BUAYA



 MAKALAH TENTANG SEJARAH LUBANG BUAYA


Kata Pengantar

Puji syukur  kami  panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Karya Tulis ini dengan tepat pada waktunya.
 Makalah ini berisikan tentang laporan observasi, beserta dokumentasi yang telah kami lakukan di Museum Nasional dan Monumen Pancasila Sakti. Tujuan diadakannya observasi ini adalah untuk mengetahui secara lebih rinci isi dari Museum Nasional dan Monumen Pancasila Sakti dan dan juga ciri khas yang terdapat pada tempat tersebut.
 Kami berharap agar laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.  Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa meridhai segala usaha kita.


                                                                                               
                                                                                                Penyusun










                                                                Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB  Monumen Pancasila Sakti
Sejarah Singkat
Latar Belakang Dibangunnya Monumen dan Peristiwa G30S-PKI
Monumen Pancasila Sakti
Sumur Maut
Rumah Tempat Penyiksaan
Museum Pengkhianatan PKI

BAB PENUTUP
Kesimpulan
Saran














BAB
PENDAHULUAN

Latar Belakang Dibangunnya Monumen Dan Peristiwa G30S-PKI
Salah satu misteri terbesar bagi sejarah bangsa Indonesia adalah peristiwa G30S-PKI. G30S-PKI adalah sebutan bagi peristiwa yang terjadi pada tahun 1965 bulan September tanggal 30 malam. Sebuah usaha kudeta yang gagal total dari kelompok kecil di PKI. Disebut kelompok kecil karena rencana kudeta ini hanya diketahui oleh sedikit simpatisan PKI. Para eksekutor dari rencana ini sendiri berasal dari simpatisan PKI yang berasal dari angkatan darat dan pasukan Cakrabirawa. Sedangkan petinggi PKI tidak bertindak langsung turun ke lapangan.

Fakta di atas dibuktikan oleh pengakuan-pengakuan pelaku dan pemimpin G30S-PKI seperti Letkol Untung, Letkol Syarief, Brigjen M.A Supardjo dll dalam mahmilub. Dalam persidangan mereka mengakui bahwa telah terjadi pembunuhan terhadap Beberapa perwira angkatan darat yang berpangkat Jenderal.[2] Peristiwa penculikan dan pembunuhan ini sendiri tidak bisa dijelaskan secara terperinci maksud tujuan dan latar belakangnya.

Dalam siaran radio pasca penculikan beberapa perwira senior berpangkat Jenderal, PKI mengumumkan bahwa tindakan yang diambil oleh pelaku G30S-PKI adalah untuk melindungi kepentingan revolusi bangsa dari kudeta yang akan dilakukan oleh Dewan Jenderal. Dewan Jenderal disebutkan telah menyusun rencana untuk melakukan tidakan kontra-revolusi pada tanggal 5 oktober dengan mengambil alih kekuasaan dari tangan Presiden Soekarno. Secara tersirat, PKI meninginkan pembentukan opini publik bahwa tindakan G30S-PKI adalah demi melindungi Banga Indonesia dari kudeta dewan Jenderal.

PKI kemudian juga mengumumkan pembentukan Dewan Revolusioner yang bertugas untuk membersihkan benih-benih makar dalam ABRI sebagai pengaruh dari adanya Dewan Jenderal. Dewan revolusioner setia kepada Soekarno, demikian salah satu bunyi pengumuman dalam radio RRI. Dewan revolusioner menunjuk Letkol Untung sebagai pemimpin tertingginya. Semua petinggi militer harus tunduk pada dewan revolusi ini, karena dewan revolusi mengklaim bahwa tindakan mereka telah disetujui oleh Presiden Sokearno demi kepentingan Negara.

PKI juga menyebarkan perintah kepada simpatisan di daerah untuk ikut mendukung gerakan G30S-PKI dengan ikut menumpas adanya bibit-bibit pemberontakan yang akan dilakukan oleh dewan Jenderal. Beberapa wilayah di Jawa Tengah dan Yogyakarta sempat mengalami peristiwa yang serupa dengan G30S-PKI. Begitu juga di Surakarta, namun hanya di Yogyakarta yang mengalami peristiwa pembunuhan perwira yang disangka bagian dari Dewan Jenderal.

Titik balik gerakan G30S-PKI adalah langkah balasan yang dilancarkan oleh Mayjen Soeharto selaku Jenderal Senior yang tidak termasuk dalam daftar penculikan. Soharto mengambil langkah awal dengan mengambil alih kekuasaan atas militer selaku jabatannya sebagai Pangkostrad. Dengan langkah awal ini Soeharto mulai melakukan upaya pembersihan PKI.

Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan menyerang Radio RRI yang sebelumnya dikuasai oleh Dewan Revolusioner. Lewat pengumuman radio menyatakan bahwa gerakan Dewan Revolusioner adalah gerakan kudeta yang direncanakan akan merebut kekuasaan dari Presiden Soekarno untuk kemudin membentuk negara Komunis di Indonesia. Soeharto menyatakan bahwa perwira-perwira yang diculik PKI telah dibunuh dengan keji.[4] Pernyataan Soeharto ini mulai membangkitkan kemarahan Rakyat.

Rakyat mulai bergerak memusuhi PKI, kabar penyiksaan dan pembunuhan di Lubang Buaya menjadi salah satu pemicu, selain propaganda yang juga dilakukan oleh Soeharto. Terlebih berita yang disampaikan diwarnai pula dengan penyerbuan ke kantor RRI dan menyiarkan siaran darurat yang beritanya berisi tentang kudeta yang dilakukan oleh Dewan Revolusi.

Soeharto mulai merencanakan serangan ke basisi kekuatan utama G30S-PKI yakni di daerah Halim dan Lubang Buaya. Dengan menggunakan kekuatan penuh Lubang Buaya akhirnya dapat dikuasai setelah sebelumnya Lanud Halim Perdanakusuma juga telah dikuasai. Sedangkan untuk di dalam kota, diadakan pengawalan yang melibatkan beberapa kendaraan lapis baja.

Soeharto akhirnya bisa menguasai keadaan setelah berhasil menumpas kekuatan PKI di dua basis pentingnya. Peristiwa yang terjadi dengan begitu cepat dan tertutup ini membuat tidak banyak orang yang mengetahui apa sebenarnya yang telah terjadi. Tidak adanya keseimbangan informasi membuat banyak masyarakat yang tidak mendapatkan informasi yang benar. Diantaranya adalah tidak adanya penjelasan tentang kebenaran isu Dewan Jenderal.

Hal tersebut membuat peristiwa G30S-PKI menjadi peristiwa yang misterius. Barang-barang bukti serta kesaksian tidak dibuka kepada publik, sehingga publik hanya menerima apa-apa yang dikatakan oleh Mayjen Soeharto selaku Pangkostrad yang bertugas mengambil alih komando jika tidak ada lagi Jenderal yang memimpin. Para pelaku gerakan ini juga diadili secara tertutup di Mahmilub.

Langkah inilah yang kelak di kemudian hari akan membawa Soeharto kepada kekuasaan sebagai presiden. Soeharto telah mendapat kepercayaan dari masyarakat karena telah dianggap berhasil dalam meredam peristiwa G30S-PKI. Soeharto secara halus sebenarnya telah melakukan kudtea kepada Presiden Soekarno dengan tidak mematuhi perintahnya. Dengan pembangkangan ini serta lebih memilih untuk melaksanakan inisiatifnya sendiri.

Peristiwa G30S-PKI lebih jauh lagi, telah mampu mengantarkan Soeharto menjadi Presiden. Pada masa kepemimpinannya, lokasi lubang buaya menjadi tempat yang begitu sakral. Lubang buaya dianggap sebagai tempat permulaan bagi jalan mulus Soeharto sebagai Presiden. Maka tak heran lokasi ini begitu diperhatikan sampai sampai Soeharto mendirikan sebuah monumen di lokasi ini. Tidak hanya monumen, museum dan beberapa ruang pameran juga dibangun disini dengan tujuan agar masyarakat Indonesia akan selalu mengingat peristiwa G30S-PKI.

Beberapa pendapat mewarnai kontroversi mengenai Monumen Pancasila Sakti. Beberapa berpendapat bahwa Monumen ini hanyalah propaganda Soeharto untuk melegitimasi kekuasaannya karena dulu pernah sangat berjasa bagi negara. Selain itu, penimpaan kesalahan pada PKI juga menuai beberapa pertanyaan dari banyak pihak. Ada anggapan bahwa peristiwa G30S-PKI hanyalah gerakan kup oleh tentara junior angkatan darat kepada para seniornya.

Pada masa pemerintahan Soeharto, monumen ini digunakan untuk menarik sumpah setia kepada pancasila para menteri-menteri kabinetnya. Tiap tahun juga selalu diperingati hari kesaktian Pancasila setiap tanggal 1 Oktober. Pada masa orde baru, hari kesaktian pancasila merupakan salah satu hari yang sakaral dimana pada hari itu semua instansi pemerintah wajib melakkan upacara bendera.

Monumen Pancasila Sakti

Monumen Pancasila Sakti berbentuk setengah lingkaran yang diatasnya berdiri 7 patung Jenderal pahlawan revolusi yang salah satu menunjuk ke arah sumur di depan monumen. Yang menjadi latar belakang adalah sebuah dinding besar, yang di sisi atasnya terdapat patung garuda pancasila. Terdapat pula relief yang menceritakan tentang peristiwa gerakan 30 september PKI.

Relief menceritakan mulai dari kekejaman PKI dalam menyiksa para Jenderal, lalu menimbun mayat ke dalam sumur. PKI juga digambarkan melakukan kekejaman kepada rakya Indonesia. Kemudian relief menceritakan bagaimana TNI menumpas gerakan PKI di bawah komando Pangkostrad Soeharto. PKI digambarkan telah kalah kepada pasukan TNI.

Terdapat Pesan dalam relief yang berbunyai, “Waspada ...... dan mawas diri agar peristiwasematjam ini tidak terulang lagi.”[1] Pesan ini ditujukan kepada seluruh masyarakat indonesia, agar di kemudian hari peristiwa pemberontakan PKI tidak terjadi lagi. Bersama pesan disematkan gambaran mengenai peristiwa penyiksaan Para Jenderal AD di Lubang Buaya.

Dan relief berakhir dengan menunjukkan sosok seorang Soeharto. Soeharto dalam relief, digambarkan sebagai sosok penyelamat yang menyelamatkan rakyat dari kebiadaban PKI. Di depan munumen terdapat semacam pelataran atau altar yang biasa digunakan pengunjung monumen untuk mengabadikan gambar di depan monumen.

Sumur Maut



Terletak persis di depan monumen adalah sumur lubang buaya. Sumur yang digunakan untuk membuang mayat para Jenderal. Sumur ini berdiameter 75 cm dan memiliki kedalaman sekitar 12 meter. Di kiri kanan sumur terdapat pagar yang membatasi pengunjung untuk menghindarkan pengunjung untuk membuang seseuatu ke dalam sumur. Di sebelah sumur juga terdapat semacam prasasti kecil yang menjelaskan tentang sumur maut ini.

Keberadaan sumur ini pada saat terjadi peristiwa 30 September sebenarnya sangat misterius. Sebab keberadaan sumur tidak diketahui karena PKI menghapus jejak dengan membuat puluhan sumur yang serupa. Sumur lubang buaya yang asli pada saat peristiwa 30 Semptember ditimbun dengan tanah dan sampah, kemudian di atasnya dijadikan jalan yang digunakan untuk lalu lalang kendaraan. Itulah yang membuat keberadaan sumur ini tidak diketahui.

Yang mengetahui letak sumur ini adalah seorang petugas kepolisian yang pada saat peristiwa 30 semtember sempat berkeliling di kompleks lubang buaya. Tanpa diketahui oleh pasukan PKI petugas kepolisian ini menyaksikan perbuatan kejam PKI ini. Benda-benda kepunyaan petugas kepolisian ini masih tersimpan di ruang paseban. Diantaranya sepeda yang digunakan untk berkeliling dan senjata api serta pentungan dari kayu.

Rumah Tempat Penyiksaan

Persis di samping sumur lubang buaya terdapat rumah tempat penyiksaan para Jenderal. Rumah ini dulunya merupakan rumah salah satu simpatisan PKI. Jenderal-jenderal yang diculik oleh pasukan Cakrabirawa dan pasukan PKI ini ditawan di rumah tersebut. Kemudian diinterogasi perihal isu resolusi dewan Jenderal yang berencana untuk menggulingkan Presiden Soekarno. Hingga akhirnya para Jenderal ini dibunuh dan mayatnya dimasukkan ke dalam sumur yang digali tepat di samping rumah tersebut.

Rumah yang terdapat pada kompleks monumen pancasila saat ini merupakan rumah tiruan, rumah asli sudah hancur saat penyerbuan TNI ke lubang buaya. Dalam rumah terdapat diorama yang menggambarkan tentang penyiksaan yang terjadi pada malam 30 September 1965. Terdapat beberapa orang yang menginterogasi. Masing-masing jenderal ditutup matanya kemudian disiksa. Dalam diorama, para Jenderal dibawa hanya mengenakan baju tidur biasa dan ada yg berkain sarung.

Museum Pengkhianatan PKI

Musium ini terletak sekitar 300 meter dari lokasi sumur lubang buaya. Museum ini berbentuk menyerupai sebuah joglo besar. Museum Pengkhianatan PKI ini Berisi diorama-diorama yang menggambarkan tentang peristiwa G30S PKI. Mulai dari awal sampai akhir. Museum dengan 3 lantai ini merangkum semua gerak gerik PKI di berbagai tempat. Rangkuman sebagian besar menggunakan diorama, sebagian lagi menggunakan gaeri foto yang dipajang di ruangan terpisah.

Tapi terdapat sedikit kejanggalan dalam museum ini. PKI digambarkan dengan begitu buruk oleh museum. Pelabelan pengkhianat dicapkan kepada PKI secara menyeluruh, bahkan hingga sampai pada simpatisan-simpatisan di daerah. Museum ini melupakan beberapa jasa PKI yang tidak bisa dimunafikkan bahwa mereka juga ikut melawan kapitalisme yang oleh Soekarno dilawan dengan gigih demi mencapai perekonomian yang berdikari.

Selepas museum pengkhianatan PKI, terdapat salah satu ruang yakni ruang paseban. Ruang ini menyimpan benda-benda peninggalan Jenderal yang terbunuh pada malam 30 September. Diantara benda kebanyakan pakaian atau seragam yang dipakai pada waktu eksekusi. Banyak benda/pakaian yang dipamerkan masih memiliki noda darah. Untuk memberi tahu bagi semua pengunjung bagaimana kondisi para perwira ABRI ini pada saat peristiwa G30S-PKI.

Benda-benda yang dipajang diantaranya baju seragam, senjata, peralatan memancing dan hobi dari perwira-perwira lainnya. Juga terdapat beberapa benda seperti sepeda yang digunakan oleh seorang polisi jaga yang pertama kali memergoki peristiwa G30S-PKI. Semua benda tersimpan rapi di dalam sebuah lemari kaca yang besar.






















BAB
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
          Kesimpulan
1.      Monumen Pancasila Sakti merupakan salah satu pusat wisata yang ada di Indonesia. Dalam hal ini tujuannya adalah untuk memperkenalkan sejarah Monumen Pancasila Sakti kepada daerah di sekitar Indonesia.
2.      Dengan adanya Monumen Pancasila Sakti diharapkan generasi muda agar mengetahui dan memahami peninggalan sejarah bangsa pada masa lalu.
3.      Monumen Pancasila Sakti adalah tempat yang baik untuk pengamatan dan penelitian.
4.      Dengan berdirinya Monumen Pancasila Sakti merupakan salah satu Obyek sejarah di Indonesia.
5.      Sejarah suatu daerah berarti pula sejarah seluruh bangsa Indonesia. Dengan demikian kita harus memegang teguh semboyan bangsa Indonesia, yaituBhineka Tunggal Ika yang diikuti sifat persatuannya.

Saran
1.    Kita harus dapat menjaga sejarah yang sangat tinggi nilainya karena sejarah adalah cermin kekayaan bangsa.
2.   Kita harus dapat menjunjung tinggi nama baik bangsa dan Negara.
3.   Monumen Pancasila Sakti harus di jaga kelestariannya supaya tetap utuh keasliannya.
4.   Kita harus mempelajari serta mengambil hikmah yang terdapat di Monumen Pancasila Sakti.
5.   Kita sebagai generasi penerus harus dapat meneruskan cita-cita Bangsa





















No comments:

Post a Comment

CERITA KISAH NYATA

“ TERUSLAH MELAKUKAN KEBAIKAN “ Ada seorang teman baikku menuturkan kisahnya. Dia bernama Rudi. Sore itu ia menemani ister...