KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ----------------------------------------------------------------
Daftar Isi ----------------------------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ------------------------------------------------------------
1.2 Rumusan Masalah ---------------------------------------------------------
1.3 Tujuan Penulisan ----------------------------------------------------------
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Kronologi Manajemen Ilmiah ---------------------------------------------
2.3 Teori Manajemen Ilmiah Menurut Para Ahli ------------------------------
2.3 Prinsip Manajemen Ilmiah -------------------------------------------------
2.4 Studi Gerakan dan Waktu -------------------------------------------------
2.5 Contoh Kasus Manajemen Ilmiah -----------------------------------------
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ----------------------------------------------------------------
3.2 Saran -----------------------------------------------------------------------
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakikatnya manajemen sudah ada
sejak jaman dahulu, salah satu bukti adalah Piramida di Mesir. Adanya bangunan
Piramida di Mesir menunjukkan bahwa pada zaman dulu telah ada serangkaian
kegiatan yang diatur sedemikian rupa, mengikuti tahapan-tahapan tertentu yang
telah disiapkan hingga bangunan Piramida yang megah di tengah gurun pasir dapat
menjadi decak kagum masyarakat dis seluruh dunia dari dulu hingga kini. Dari
sejarah dapat kita ketahui bahwa tidak kurang dari ribuan orang telah terlibat
dalam pembangunan Piramida di Mesir.
Selain Piramida di Mesir, ada juga
benteng raksasa yang berdiri sepanjang ribuan kilometer di Cina. Benteng ini
juga menunjukkan betapa orang-orang Cina dahulu telah melakukan kegiatan
manajemen (dalam bentuk apapun kegiatan manajemen tersebut sehingga bangunan
benteng yang kokoh dapat tetap bertahan hingga hari ini. Selain itu juga Candi
Borobudur di Indonesia, dan masih banyak contoh bangunan-bangunan kuno yang
sangat rumit bisa dibangun oleh nenek monyang kita. Dari bukti-bukti tersebut
dapat dilihat bagaimana orang-orang dahulu telah menerapkan manajemen.
Secara keilmuan, manajemen baru terumuskan
kurang lebih di abad 18 atau awal abad19 Masehi. Diantara tokoh-tokoh yang
mula-mula mempelopori teori manajemen secara keilmuan adalah Robert Owen
(1771-1858) dan Charles Babbage (1972-1871). Owen seorang pembaru dan
indrustrialisasi dari Inggris adalah di antara tokoh pertama yang menyatakan
perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi dan kesejahteraan pekerja.
Pada zaman Owen ini terdapat praktek-praktek memperkerjakan anak-anak usia 5
atau 6 tahun dari standar 13 jam per hari.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana kronologi
manajemen ilmiah?
b. Apa pengertian teori manajemen ilmiah menurut
para ahli?
c. Apa saja prinsip
manajemen ilmiah?
d. Apa yang dimaksud dengan
studi gerakan dan waktu?
1.3 TUJUAN
a. Mengetahui kronologi
manajemen ilmiah
b. Mengetahui teori manajemen ilmiah menurut para
ahli
c. Mengetahui prinsip
manajemen ilmiah
d. Mengetahui yang dimaksud
studi gerakan dan waktu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kronologi Manajemen
Ilmiah
Era
manajemen ilmiah merupakan era
dimulainya persemaian ke ilmuan disiplin teknik industry dan merupakan babak baru dalam disiplin kerekayasaan dimana tidak hanya factor teknikal tetapi juga aspek-aspek yang terkait dengan unsure manusia, serta aspek keekonimian mulai diperhitungkan, sehingga kriteria kinerja yang
digunakan tidak hanya produktivitas tetapi juga efisiensi. Sistem kerja yang semula bergantung pada pekerja, mulai dianalisis secara ilmiah,
diperbaiki dan dibakukan metoda kerjanya sehingga pekerjalah yang
mengikuti motoda kerja. Menurut
Hicks (1994) secara kronologis era ini dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu era pionir, era tradisional dan era awalmodernis.
·
Era Pionir
Era pionir ini ditandai dengan di
mulainya penggunaan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan yang
ada dalam suatu system
kerja . Tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana meningkatkan produkvitas system kerja secara effisien yang
dapat memberikan nilai tambah baik bagi manajemen maupun bagi pekerja .Pada era ini bagaimana meningkatkan produktivitas system kerja secara efisiensi dilakukan dengan cara memperbaiki hubungan antara manusia,
mesin dan material yaitu memperbaiki metode kerjanya, dan juga perbaikan instrument peralatan bantu kerjanya. Perbaikan ini dilakukan melalui penerapan studi waktu (time
study) dan studi gerakan (motion study) dengan menggunakan model deskriptif (charting model).
·
Era Tradisionalis
Pada era ini ide
dasar Taylor pada era pionir dikembangkan dan diaplikasikan pada bidang kajian yang lebih luas , tidak hanya terfokus kepada stasiun kerja tapi dikembangkan pada system
manufaktur(fabrikasi), dan mulai merambah pula diluar system non manufaktur.
Pada aliran tradisionali supaya peningkatan produktivitas dan effisiensi dilakukan melalui perbaikan system
kerja dengan pengembangan peralatan bantu kerja (instumen)
yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Perbaikan system kerja dilakukan dengan menggunakan teknik tata cara kerja (method
engineering).
·
Era awal modernis
Mulai diperkenalkan penggunaan matematik dan statistic
serta prinsip optimasi klasik dalam menyelesaikan permasalahan dalam
system integral. Objek dan ruang lingkup kajian ditekankan pada perancangan (design) dan pengoperasian system manufaktur dan diperluas pula
pada bidang diluar manufaktur. Era ini merupakan era peralihan dari metode analis teknik industry
klasik yang berbasis pada konsep Taylor ke metode analisis teknik industry yang berbasis kepada pendekatan optimasi yaitu penyelidikan operasional .Pada
era ini mulai dikembangkan instrument peningkatan produktivitas dan effisiensi yang lebih fokus pada pendekatan matematis dan statistik. Beberapa nama yang patut dicatat pada era ini diantaranya F.W.Harris, W.A
Shewhart , Grant &Ireson , Barnes, NiebeldanMundel , dan Mutter dan Apple.
2.2 Teori Manajemen Ilmiah Menurut Para Ahli
Frederick W Taylor, Henry L Gantt,
Frank Bunker Gillberth dan Lilian Gillberth adalah tokoh-tokoh dibalik teori
manajemen ilimiah. Mereka memikirkan suatu cara meningkatkan produktivitas
dengan menangani kondisi kekurangan tenaga terampil melalui efisiensi para
pekerja. Berikut penjelasan mengenai teori manajemen ilmiah menurut para ahli
·
Frederick W. Taylor ( 1856-1915 )
Manajemen ilmiah mula-mula
dikembangkan oleh Federick Winslow Taylor sekitar tahun 1900an. Taylor terkenal
sebagai Bapak Manajemen Ilmiah karena hasil penelitiannya yang telah dibukukan
dalam karyanya “principles scientific management” tentang usaha-usaha untuk
meningkatkan produktivitas kerja berdasarkan waktu dan gerak pada tahun 1886,
dijadikan sebagai pegangan penting bagi para buruh dan manajer. Dalam
penelitiannya itu, ia berpendapat bahwa efesiensi perusahaan rendah karena
banyak waktu dan gerak-gerak buruh yang tidak produktif.
Arti pertama, manajemen ilmiah
merupakan penerapan ilmiah metode studi,analisa dan pemecahan masalah-masalah
organisasi. Arti kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme–mekanisme
atau teknik–teknik “a bag of trick” untuk meningkatkan efisiensi kerja
organisasi dan untuk mencapai efisiensi dan keefektifan organisasi. Ia
berasumsi bahwa manusia harus diperlakukan seperti mesin. Dalam bekerja, setiap
manusia harus diawasi oleh supervisor secara efektif dan efisien.
Gerakan Taylor terkenal dengan gerakan
efisiensi kerja. Untuk menjawab berbagai pertanyaan seperti apakah ada satu
cara kerja terbaik “the one best way of doing job” dia mengajukan sekelompok
prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah. Taylor terkenal dengan
rencana peng-upahan yang merangsang “differential rate system”, yang
menghasilkan turunnya biaya dan meningkatnya produktivitas, mutu, pendapatan
pekerja dan semangat kerja karyawan.
Taylor menuangkan gagasan-gagasannya
dalam tiga judul makalah, yaitu : Shop Management, The Principle of Scientific
Management, dan Testimony Before the Special House Committee, yang dirangkum
dalam sebuah buku yang berjudul Scientific Management.
Untuk menerapkan keempat prinsip ini,
Taylor mensyaratkan perlunya satu revolusi mental dikalangan manajer dan
karyawan.
Prinsip-prinsip dasar yang menurut dia
mendasari pendekatan manajemen ilmiah adalah :
a. Menggantikan cara yang asal-asalan dengan ilmu
(pengetahuan yang sistematis).
b. Mengusahakan keharmonisan dalam gerakan
kelompok dan bukannya perpecahan.
c. Mencapai kerjasama manusia dan bukanlah
individualisme yang kacau.
d. Bekerja untuk keluaran yang maksimum dan bukan
keluaran yang terbatas.
e. Mengembangkan
semua karyawan sampai taraf yang setinggi-tingginya, untuk kesejahteraan
maksimum mereka sendiri dan perusahaan mereka.
Beberapa penegasan Taylor yang terkait dengan pengertian manajemen
ilmiah diantaranya adalah:
·
Manajemen ilmiah bukanlah merupakan alat
effisiensi (sscientific management is not
any efficiency device)
·
Manajemen ilmiah bukanlah merupakan skema
sistem penggajian, dan bukan pula sistem pemberian intensif atau bonus kepada
karyawan
·
Manajemen ilmiah bukanlah studi waktu dan
studi gerakan
·
Manajemen ilmiah bukanlah membagi tugas dan
fungsi antara pekerja, mandor dan manajemen
·
Henry L. Gantt ( 1861-1919 )
Henry L.Gantt (1861-1919)
mempertimbangkan kembali system perangsang Taylor, dengan memperkenalkan sistem
bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Setiap pekerja yang dapat
menyelesailan tugas yang dibebankan kepadanya dalam sehari berhak menerima
bonus.
Beliau juga memperkenalkan system
"Charting" yang terkenal dengan "Gant Chart". Ia menekankan
pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik antara manajernen dan para
karyawan, yaitu kerja sama yang harmonis. Henry beranggapan bahwa unsur manusia
sangat penting sehingga menggaris bawahi pentingnya mengajarkan, mengembangkan
pengertian tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta perlunya
penghargaan dalam segala masalah manajemen. Metodenya yang terkenal adalah
rnetode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan memungkinkan adanya
pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan menekankan pentingnya waktu
maupun biaya dalam merencanakan dan mengendalikan pekerjaan. Hal ini yang
menghasilkan terciptanya "Gantt Chart" yang terkenal tersebut. Teknik
ini pelopor teknik-teknik modern seperti PERT (Program Evaluation and Review
Techique). Gantt menekankan pentingnya mengembankan minat timbal balik antara
manajemen dan karyawan, yaitu kerjasama yang harmonis. Dia menggaris bawahi
pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak
karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan bahwa “dalam segala masalah
manajemen unsur manusia yang paling penting”.
Seperti Taylor, Henry L. Gantt
mengemukakan gagasan-gagasan,yaitu :
a. Saling menguntungkan antar tenaga kerja dengan
manajemen.
b. Seleksi kerjasama ilmiah tenaga kerja
c. Sistem insentif (bonus) untuk merangsang
produktivitas.
d. Pengunaan-pengunaan,instruksi-instruksi kerja
yang terperinci.
Kontribusi terbesar dari Gantt adalah
dengan menghasilkan metode grafik sebagai teknik scheduling produksi untuk
perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi yang terkenal dengan “Gantt
Chart” yang memuat jadwal kegiatan produksi karyawan supaya tidak terjadi
pemborosan.
·
Frank dan Lillian Gilbreth ( 1868-1924 dan
1878-1972)
Frank B. Gilbreth (1868-1924) dan
Lilian Gilbreth (1878-1972). Pasangan suami istri ini bekerjasama mempelajari
aspek kelelahan dan gerak (fatique and motion studies). Disamping itu Lilian
juga tertarik dengan usaha membantu pekerja, menurut Lilian, sasaran akhir
manajemen ilmiah adalah usaha membantu karyawan menampilkan kemampuannya yang
penuh sebagai mahluk manusia.
Contributor utama dalam aliran ini
adalah pasangan suami istri Frenk Bungker dan Lilian Gilbreth. Dalam aliran ini
Frank lebih cenderung terhadap masalah yang sangat efisien, terutama untuk
menemukan “cara yang terbaik untuk mengerjakan suatu tugas”.
Konsep Gilbreth adalah gerakan dan
kelelahan saling berkaitan. Setiap langkah yang dapat menghasilkan gerak dapat
mengurangi kelelahan, hal ini dapat meningkatkan semangat karyawan.
Sedangkan istrinya Lillian Gilbreth
lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja ,seperti seleksi,penempatan
dan latihan personalia.Dia menuangkan gagasannya dalam buku yamg berjudul” The
Psychology of Management”.
Pasangan ini juga terkenal dengan
konsep “Three position plan of promotion” (rencana tiga kedudukan untuk suatu
promosi), Menurut konsep ini setiap karyawan memiliki tiga peran yaitu sebagai
pelaku, pelajar dan pelatih yang senantiasa mencari kesempatan baru. Pada saat
yang sama karyawan melakukan pekerjaan saat ini, ia juga mempersiapkan diri
untuk jabatan yang lebih tinggi dan sekaligus melatih penggantinya (be a doer,
a learner and teacher). Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh Manajemen
Ilmiah, namun satu hal yang dilupakan oleh manajemen ini, yaitu kebutuhan
social manusia dalam berkelompok, karena terlalu mengutamakan keuntungan dan
kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan karyawan. Aliran ini melupakan
kepuasan pekerjaan karyawan sebagai manusia biasa.
·
Harrington Emerson (1853-1931)
Prinsip
pokoknya adalah tentang tujuan, dimana dan hasil penelitiannya menunjukkan
kebenaran prinsip yaitu bahwa uang akan lebih berhasil bila mengetahui tujuan
penggunaannya. Bukti dan pendapat Emerson yaitu adanya istilah Manage ment by
Objective (MBO).
Emerson
mengemukakan 12 (dua belas) prinsip-prinsip efisiensi yang sangat terkenal,
yang secara ringkas adalah sebagai berikut:
a. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.
b. Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
c. Adanya staf yang cakap.
d. Disiplin.
e. Balas jasa yang adil.
f. Laporan-laporan yang terpercaya, segera,
akurat dan ajeg – sistem informasi dan akuntansi.
g. Pemberian perintah-perencanaan dan pengurusan
kerja.
h. Adanya standar-standar dan skedul-skedul –
metoda dan waktu setiap kegiatan.
i. Kondisi yang distandardisasi.
j. Operasi yang distandarisasi.
k. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang
standar.
l. Balas jasa efisiensi-rencana intensif.
2.3 Prinsip Manajemen
Ilmiah
Prinsip manajemen ilmiah (The Principle of Scientific Managemen) yang dikemukakan Taylor terdiri atas empat prinsip dasar yaitu:
1. Kembangkan ilmu untuk setiap elemen tugas manusia sebagai pengganti pendekatan rule of tumb
2. Pilih, latih dan kembangkan tenaga kerja secara ilmiah. Di masa lalu, para
pekerja itu sendiri yang
memilih tugas dan melatih dirinya sendiri
3. Bina kerjasama dan saling pengertian dengan para
pekerja untuk menjamin agar
tugas-tugas dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmiah
4. Bagi tanggung jawab diantara manajemen dan pekerja. Manajemen harus melaksanakan fungsi-fungsi yang tidak mungkin dilaksanakan dengan baik oleh para pekerja seperti perencanaan dan pengendalian kerja
2.4 Studi Gerakan dan
Waktu
Studi gerakan dan waktu
Studi
gerakan dan waktu (motion and time study)
merupakan konsep dan metoda Teknik Industri yang paling klasik (the classical of industrial engineering
method) yang dikembangkan oleh Taylor dan Gilberth.
ü Studi
gerakan
Studi
gerakan (motion study) adalah analis
terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan oleh anggota tubuh pekerja pada saat
melakukan pekerjaannya. Dengan mengetahui gerakan-gerakan ini, maka akan dapat
diusahakan perbaikan gerakan yang akan dapat menghemat waktu dan sumber daya
yang tersedia. Penghematan dilakukan dengan menghilangkan atau mengurangi
gerakan-gerakan yang tidak efektif (yang membuang waktu tanpa memberi nilai
tambah). Frank B. Gilberth beserta istrinya Lilian
meneliti secara mendalam tentang gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pekerja
dan berhasil merumuskan 17 elemen gerakan dasar yang dikenal dengan sebutan
Therblig. Konsep Terblig diperoleh Gilberth setelah dengan teliti mengamati
gerakan pemasangan batu bata dengan menggunakan kamera, sehingga dapat direkam
semua gerakan yang kecil sekalipun (micro
motion study).
17 elemen gerakan dasar
yang dikenal dengan sebutan Therblig antara lain:
1. SH: Search
(Mencari)
Merupakan gerakan mata untuk menemukan letak
objek yang akan diambil.
2. ST: Select
(Memilih)
Merupakan gerakan untuk menemukan suatu objek
yang tercampur.
3. G: Grasp
(Memegang)
Adalah gerakan untuk memegang objek yang telah
dijangkau pada gerakan sebelumnya.
4. R: Reach
(Menjangkau)
Adalah bagian dari usaha untuk mendapatkan
objek dari suatu tempat.
5. M: Move
(Membawa)
Adalah gerakan tangan dengan badan tertentu
dan objek yang dipegang.
6. H: Hold
(Memegang untuk memakai)
Adalah gerakan memegang objek untuk membantu
gerakan pada saat perakitan atau gerakan memakai.
7. RL: Release
Load (Melepas)
Merupakan gerakan untuk melepaskan objek yang
digenggam tangan.
8. P: Posittion
(Mengarahkan)
Adalah gerakan yang biasanya dilakukan sebelum
gerakan perakitan.
9. PP: Preposition
(Mengarahkan sementara)
Tujuan dari gerakan ini adalah untuk
mempermuadah pemakaian dari objek atau peralatan untuk pekerjaan selanjutnya.
10. I: Inspection (Pemeriksaan)
Adalah gerakan untuk memeriksa objek apakah
telah memenuhi spesifikasi tertentu atau belum.
11. A: Assemble (Perakitan)
Adalah gerakan untuk menggambungkan satu objek
dengan objek lain sehingga menjadi satu kesatuan.
12. DA: Disassemble (Lepas rakit)
Adalah gerakan kebalikan dari gerakan
perakitan.
13. U: Use (Memakai)
Adalah gerakan tubuh yang menggunakan suatu
alat tertentu untuk suatu jenis proses tertentu.
14. UD: Unavoidable Delay (Kelambatan yang tak
bisa terhindarkan)
Kelambatan ini diluar kemampuan operator untuk
mengendalikannya.
15. AD: Avoidable Delay (Kelambatan yang dapat
terhindarkan)
Kelambatan ini datangnya dari dalam diri
opertor yang dapat berupa kebiasaan kerja atau kondisi kesehatan dari pekerja.
16. PN: Plan (Merencana)
Gerakan ini berupa proses mental dimana
operator berfikir untuk menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya.
17. R: Rest (Istirahat)
Gerakan ini terjadi akibat pekerja lelah,
sehingga memerlukan istirahat disela-sela bekerja.
2.5 Contoh Kasus Manajemen Ilmiah 1
Pemecatan
5000 Pegawai Tri-Energi
Perusahaan Tri-Energi sebuah perusahaan minyak mempunyai
persediaan sekitar 5000 karyawan sebagai hasul kegiatan penarikan selama
periode kekurangan tenaga kerja. Perusahaan mengantisipasikan bahwa pasar
tenaga kerja akan semakin ketat. Oleh karenanya perusahaan memutuskan
mempersiapkan diri dengan penarikan kelompok pekerja agar kebutuhan yang
diantisipasi dapat terpenuhi.
Setelah mempekerjakan karyawan ekstra, perusahaan pada
dekade selanjutnya secara continu mengotomatisasikan fasilitas – fasilitas
produksinya selama periode tersebut, meskipun kapasitas produksi berlipat
ganda, perusahaan akibat otomatisksasi hanya memerlukan jauh lebih sedikit
karyawan untuk mengoperasikan fasilitas – fasilitas. Jadi keadaan menjadi
berbalik dari antisipasi perusahaan yaitu bahwa 5000 karyawan yang telah
terlanjur ditarik tak pernah lagi seluruhnya dibutuhkan.
Perusahaan menganjurkan untuk mempekerjakan 5000 karyawan
itu, dan membuat masyarakat berpendapat bahwa sekali diterima bekerja seorang
karyawan yang melaksanakan pekerjaan dengan memuaskan dapet mengharapkan untuk
tetap mempertahankan pekerjaannya, bagaimanapun juga Trienergi kemudian
mengalami masalah dengan rendahnya harga dipasaran dan laba yang didapet turun
sampai tingkat yang kurang memuaskan, direktur utama Jhonny Bolang
mempertimbangkan pemberhentian 5000 karyawan yang tak pernah diperlukan tak
satupun memenuhi syarat atau perlu dipertahankan sampai pension, dia sadar
bahwa banyak posisi managernya dapat di hilangkan karena secara potensial
angkatan kerja akan lebih kecil.
Contoh
Kasus 2 :
Budiono Menerima Tawaran Perkerjaan Baru
Budiono telah menjadi seorang representative pelayanan langganan
bagi perusahaan produk produk ilmiah CIRO untuk beberapa tahun lamanya. Dalam
posisi ini dia membantu para langganan melalui penjelasan tentang cara
penggunaan produk produk CIRO untuk memecahkan berbagai masalah teknis mereka.
Dia juga menerima order- order pembelian dari para langganan, dan memberikan
pelayanan purna jual untuk menjamin bahwa kebutuhan langganan terpuaskan oleh
produk – produk CIRO.
Atasan Budiono adalah saudara Wijoyo, manajer pemasaran perusahaan CIRO.
Budiono selalu mempunyai hubungan baik yang menyenangkan dengan saudara Wijoyo,
dan pendapatannya cukup tinggi dibandingkan bekerja di perusahaan lain.
Baru–baru ini Budiono menerima sebuah surat dari saudara
Tajudin, Wakil Presiden Direktur Bidang Penelitian perusahaan CIRO, menanyakan
apakah dia “akan tertarik untuk meluangkan kira-kira setengah waktu kerjanya
dalam tim pengkoordinasikan tes-tes koorperatif dengan para langganan yang
bertugas mengevaluasi efektivisa produk-produk baru CIRO dalam pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan tertentu mereka”. Untuk pekerjaan penelitian terapan ini.
Budiono akan melapor kepada Tajudin. Surat tersebut disampaikan tanpa
sepengetahuan Wijoyo.
Budiono sangat tertarik dengan pekerjaan baru ini, tetapi dia
ragu-ragu apakah ia dapet bekerja secara sukses untuk kedua atasannya.
Contoh
Kasus 3 :
Manajemen
Ilmiah Berarti Eksploitasi Dan Dehumanisasi Karyawan?
Profesor
LKH, dikenal sebagai ahli ekonomi tenaga kerja dan manajemen sumber daya
manusia, membuat pernyataan berikut dalam suatu kelas seminar program S2. “Saya
menolak manajemen ilmiah (scientific manajemen) sebagai suatu aliran yang dapat
terus dipertahankan karena aliran itu mengeksploitasi dan melakukan
dehumanisasi (tidak mempermanusiakan) para pekerja. Ini menyebabkan hilangnya
respek diri mereka dan membuat mereka seperti mesin belaka yang mengikuti
order-order manajemen”. Professor LKH menyatakan hal itu dalam tanggapanya
terhadap suatu pertanyaan apakah dia setuju untuk terus mengembangkan
tulisan-tulisan Taylor.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat ditarik beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Dalam perkembangannya
manajemen ilmiah dibagi menjadi 3 era, yaitu era pionir, era tradisionalis, dan
era awal modernis
2. Beberapa penegasan Taylor yang terkait dengan pengertian manajemen
ilmiah diantaranya adalah:
·
Manajemen ilmiah
bukanlah merupakan alat effisiensi (sscientific
management is not any efficiency device)
·
Manajemen ilmiah
bukanlah merupakan skema sistem penggajian, dan bukan pula sistem pemberian intensif
atau bonus kepada karyawan
·
Manajemen ilmiah
bukanlah studi waktu dan studi gerakan
·
Manajemen ilmiah
bukanlah membagi tugas dan fungsi antara pekerja, mandor dan manajemen
3. Prinsip-prinsip manajemen
ilmiah:
ü Kembangkan ilmu untuk setiap elemen tugas manusia sebagai pengganti pendekatan rule
of tumb
ü Pilih, latih dan kembangkan tenaga kerja secara ilmiah. Di masa lalu, para pekerja itu sendiri yang
memilih tugas dan melatih dirinya sendiri
ü Bina kerjasama dan saling pengertian dengan para pekerja untuk menjamin agar
tugas-tugas dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmiah
ü Bagi tanggung jawab diantara manajemen dan pekerja. Manajemen harus melaksanakan fungsi-fungsi
yang tidak mungkin dilaksanakan dengan baik oleh para pekerja seperti perencanaan dan pengendalian kerja
4. Studi gerakan (motion study) adalah analis terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan
oleh anggota tubuh pekerja pada saat melakukan pekerjaannya.
5. Studi
waktu (time sstudy) yang dirintis oleh taylor merupakan salah satu aspek
penting yang harus diperhatikan dalam perbaikan metoda kerja suatu sistem kerja
khususnya yang terkait dengan penentuan waktu baku dari suatu pekerjaan
termasuk juga waktu baku elemen elemen pekerjaanya.
6. Kontribusi manajemen ilmiah sangat besar dalam
kehidupan nyata terutama konsep efektif dan efisien.
7. Banyak sekali keuntungan dari manjemen ilmiah,
salah satunya mampu
memberikan rancangan kerja dan mendorong manajer untuk mencari alternatif
terbaik dalam melaksanakan suatu pekerjaan
8. Kekurangan yang sangat mendasar dalam teori
manajemen ilmiah ini adalah Memandang manusia sebagai sesuatu yang rasional
yang hanya dapat dimotivasi dengan pemuasan kebutuhan ekonomi dan fisik. Aliran
ini tidak memandang kebutuhan sosial karyawan.
3.2 SARAN
Sebaiknya teory
manajemen ilmiah ini dikaji
ulang karena di dalam teory
manajemen ilmiah ini
masih ada kekurangan yang
sangat mendasar yang ada
hubungannya dengan manusia terutama dalam hal memandang kebutuhan social
karyawan. Selain itu
di dalam teory manajemen ilmiah peningkatan produksi tidak di sesuaikan
dengan gaji karyawan bahkan pemberhentian karyawan pun
terjadi.