Aglomerasi Industri
merupakan pemusatan industry disuatu kawasan, misalnya ditujukan disalah satu
kawasan yang sudah ditentukan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Agar
terciptanya suatu kenyamanan dan pihak pengelola dapat optilmal
1.
Pengertian Aglomerasi Industri
Aglomerasi Industri
yaitu pemusatan industri di suatu kawasan tertentu dengan tujuan agar
pengelolanya dapat optimal.
Proses aglomerasi
(pemusatan) industri keberhasilannya banyak ditentukan oleh faktor teknologi
lingkungan, produktivitas, modal, SDM, manajemen dan lain-lain.
Pada Negara-negara
yang sedang mengalami aglomerasi industri, terdapat dualisme bidang teknologi.
Dualisme teknologi adalah suatu keadaan dalam suatu bidan ekonomi tertentu yang
menggunakan tehnik dan organisasi produksi yang sangat berbeda
karakteristiknya. Kondisi ini mengakibatkan perbedaan besar pada tingkat
produktivitas di sektor modern dan sektor tradisional, seperti keadaan berikut
ini :
a.
Jumlah penggunaan modal dan peralatan yang digunakan.
b.
Penggunaan pengetahuan teknik, organisasi, dan manajemen.
c.
Tingkat pendidikan dan keterampilan para pekerja.
Faktor-faktor ini
menyebabkan tingkat produktivitas berbagai kegiatan sektor modern sering kali
tidak banyak berbeda dengan kegiatan yang sama yang terdapat di Negara maju.
Sebaliknya sektor tradisional menunjukkan perbedaan banyak karena keadaan
sebagai berikut :
a.
Terbatasnya pembentukan modal dan peralatan industri.
b.
Kekurangan pendidikan dan pengetahuan.
c.
Penggunaan teknik produksi yang sederhana.
d.
Organisasi produksi yang masih tradisional.
Aglomerasi
dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
·
Aglomerasi
primer adalah perusahaan yang baru muncul tidak ada hubungannya dengan perusahaan
lama yang sudah terdapat di wilayah aglomerasi,
·
Aglomerasi
sekunder jika perusahaan yang baru beroperasi adalah perusahaan yang memiliki
tujuan untuk memberi pelayanan pada perusahaan yang lama.
Terdapat 3 jenis
aglomerasi, yaitu :
• Internal return to scale, timbul karena perusahaan memiliki skala ekonomi
yang besar,
• Lokalisasi ekonomi, terjadi pada satu kelompok perusahaan dalam satu industri
yang sejenis yang terletak pada lokasi yang sama,
• Urbanisasi Ekonomi, timbul pada perusahaan-perusahaan dari sektor industri
yang berbeda-beda yang mengelompok di lokasi yang sama.
Hubungan antar
Industri secara Fungsional dapat ditunjukkan melalui 3 hubungan, berikut ini:
·
Hubungan
produksi (Production Linkages) Hubungan ini merupakan hubungan hasil porduksi
dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Dengan kata lain, terdapat arus barang
yang bergerak dari tempat produksi 1 ke tempat produksi lain untuk diolah
kembali atau dikemas dalam bentuk lain. Misalnya, pabrik benang menggerakkan
produksinya ke pabrik kain.
·
Hubungan
pelayanan (Service Lingkage Perusahaan pasti membutuhkan layanan jasa yang
berhubungan dengan perusahaan lain. Sebagai contoh, perusahaan membutuhkan jasa
akuntan publik dari perusahaan akuntan untuk menghitung kekayaan perusahaan.
Atau pelayanan sederhana seperti kerjasama dengan CV pelayanan kebersihan.
·
Hubungan
pemasaran (market Linkages) Hubungan pemasaran akan melibatkan bagian yang
terpisah, yaitu bagian yang bekerja sebagai penjual atau distributor hasil
produksi dari sebuah industri. Atau dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan
antara perusahaan yang akan membuat kemasan, para tengkulak, dan agen-agen
penjualan. Hubungan ini sangat penting karena berkaitan dengan hilir dari suatu
barang produksi sebuah industri.
Penempatan
aglomerasi industri harus memperhatikan banyak hal, diantaranya adalah modal,
teknologi, bahan baku, transportasi, tenaga kerja, manajemen, pasar dan
infrastruktur. Transportasi merupakan salah satu faktor penting dalam
mendirikan industri maupun pemekaran wilayah industri yang erat kaitannya
dengan aglomerasi. Keadaan transportasi meliputi jaringan jalan dan sarana
transportasi yang memadai sehingga dapat mendukung kelancaran proses produksi
dan distribusi. Adanya sarana dan prasarana transportasi yang memadai tentunya
akan lebih mempermudah perusahaan untuk mengangkut bahan baku ke pabrik dan
mendistribusikannya ke pasar. Oleh karena itu transportasi merupakan alasan
utama untuk mendirikan industri di sepanjang jalan, pelabuhan, dan station
kereta. Lokasi-lokasi pada daerah ini dapat mengurangi biaya produksi dari segi
transportasi.
Jika terdapat istilah
aglomerasi, yaitu pengelompokan, ada pula istilah deglomerasi, yaitu suatu
kecenderungan perusahaan untuk memilih lokasi usaha yang terpisah dari kelompok
lokasi perusahaan lain.
Pemicu lahirnya perusahaan-perusahaan
yang melakukan deglomerasi adalah:
• Harga buruh yang semakin meningkat di daerah padat industri
• Penyempitan luas tanah yang dapat digunakan karena sudah banyak dipakai untuk
perumahan dan kantor pemerintah.
• Harga tanah yang semakin tinggi di daerah yang telah padat.
• Sarana dan Prasarana di daerah lain semakin baik namun harga tanah dan upah
buruh masih rendah.
2. Faktor
Penyebab Gejala Aglomerasi Industri
Akibat adanya
keterbatasan dalam pemilihan lokasi yang ideal maka sangat dimungkinkan akan
munculnya pemusatan atau terkonsentrasinya industri pada suatu wilayah tertentu
yang dikenal dengan istilah aglomerasi industri.
Misalnya, industri
garmen, industri konveksi, dan industri kerajinan dibangun di suatu tempat yang
berdekatan dengan pusat pemukiman penduduk; Industri berat yang memerlukan
bahan mentah, seperti batu bara dan besi baja, penentuan lokasi pabriknya
cenderung mendekati sumber bahan mentah.
Pemusatan industri
dapat terjadi pada suatu tempat terkonsentrasinya beberapa faktor yang
dibutuhkan dalam kegiatan industri. Misalnya bahan mentah, energi, tenaga
kerja, pasar, kemudahan dalam perizinan, pajak yang relatif murah, dan
penanggulangan limbah merupakan pendukung aglomerasi industri.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut,
penyebab terjadinya aglomerasi industri antara lain:
1. terkonsentrasinya beberapa faktor
produksi yang dibutuhkan pada suatu lokasi;
2. kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor produksi
tertentu;
3. adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang disesuaikan dengan tata ruang
dan fungsi wilayah;
4. adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan bidang pelayanan industri
lainnya yang lengkap;
5. adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan suatu produk.
Model aglomerasi industri yang
berkembang akhir-akhir ini, dapat dikategorikan menguntungkan, di antaranya
adalah:
1. mengurangi
pencemaran atau kerusakan lingkungan, karena terjadi pemusatan kegiatan
sehingga memudahkan dalam penanganannya;
2. mengurangi
kemacetan di perkotaan, karena lokasinya dapat disiapkan di sekitar pinggiran
kota;
3. memudahkan
pemantauan dan pengawasan, terutama industri yang tidak mengikuti ketentuan
yang telah disepakati;
4. tidak
mengganggu rencana tata ruang;
5. dapat menekan
biaya transportasi dan biaya produksi serendah mungkin.
Di dalam aglomerasi
industri dikenal istilah kawasan industri atau sering disebut industrial
estate, yaitu suatu kawasan atau tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan
yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana, misalnya: lahan dan lokasi yang
strategis. Selain itu, terdapat pula fasilitas penunjang lain, misalnya
listrik, air, telepon, jalan, dan tempat pembuangan limbah, yang telah
disediakan oleh perusahaan pengelola kawasan industri.
Tujuan dibentuknya suatu kawasan
industri (aglomerasi yang disengaja), antara lain:
1. untuk mempercepat pertumbuhan industri,
2. memberikan kemudahan bagi kegiatan industri,
3. mendorong kegiatan industri agar terpusat dan berlokasi di kawasan tersebut,
dan
4. menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan lingkungan.
Misalnya: beberapa kawasan industri di Indonesia, antara lain Medan, Cilegon
(Banten), Pulogadung (Jakarta), Cikarang (Bekasi), Cilacap (Jateng), Rungkut
(Surabaya), dan Makassar.
Selain kawasan industri, dikenal juga
istilah kawasan berikat (Bonded zone). Kawasan berikat (Bonded zone) merupakan
suatu kawasan dengan batas tertentu di dalam wilayah pabean yang di dalamnya
diberlakukan ketentuan khusus di bidang pabean. Ketentuan tersebut antara lain
mengatur lalu lintas pabean dari luar daerah atau dari dalam pabean Indonesia
lainnya tanpa terlebih dahulu dikenakan bea cukai atau pungutan negara lainnya,
sampai barang tersebut dikeluarkan untuk tujuan impor atau ekspor.
Kawasan berikat berfungsi sebagai tempat penyimpanan, penimbunan, dan
pengolahan barang yang berasal dari dalam atau luar negeri. Contoh kawasan
berikat, yaitu PT Kawasan Berikat Indonesia meliputi Tanjung Priok, Cakung, dan
Batam.
Sedikitnya ada empat jenis keterkaitan
yang menyebabkan terjadinya industri berikat, yaitu:
1. keterkaitan produk;
2. keterkaitan jasa;
3. keterkaitan proses;
4. keterkaitan subkontrak.
Sebagai contoh industri berikat yaitu industri garmen. Dalam hal ini industri
garmen sebagai industri utamanya. Sedangkan di sekitar industri garmen tersebut
akan dikelilingi oleh industri-industri lain yang berfungsi sebagai penunjang,
misalnya: industri tekstil, industri kancing, reslasting, dan asesoris
lainnya.